When We First Meet [Part 3 – END]


Title : When We First Meet [Par 3 – End]

Cast : Lee Donghae – Im YoonA

      Cho Kyuhyun – Seo Joohyun

Author : yoonhaeseokyu

Genre : Romance, Sad

Length : Three-Shoot

Disclaimer : This was part end, i hope you enjoy with this part.

Not sure if you know this
But when we first met
I got so nervous
I couldn’t speak
– Shane Filan ‘Beautiful in White’-

image

©yoonhaeseokyu

Before

Eomma, aku tidak mau menerima rencana ini, aku mencintai gadis lain!” Seperti sebuah teriakan, seorang pria mencoba untuk menolak apa yang ibunya katakan.

“Tidak ada penolakan, kau harus tetap mengikuti apa kata eomma!”

“Tapi….”

PART 3

-START-

Lelaki itu menghembuskan nafasnya, kecewa pada keadaan.

“eomma aku ini bukan anak kecil lagi, aku bisa mencari pasangan untuk hidupku sendiri“

Wanita paruh baya itu seolah ingin menegaskan kepada anak lelakinya untuk mengikuti apa yang telah ibu rencanakan

“Sampai kapan kau akan mencari calon istri, Donghae-ah eomma dan appa hanya ingin yang terbaik untukmu”

“Tapi eomma a..” belum sempat Donghae menyelesaikan kalimatnya ibunya terlebih dahulu memutus ucapan anaknya itu “Apapun yang terjadi, perjodohan ini akan tetap dilaksanakan Hae-ya

Nyonya Lee melangkah pergi meninggalkan putranya yang terlihat terkejut dengan keputusannya menjodohkan dirinya dengan seseorang yang bahkan ia belum tahu. Padahal ia baru saja menemukan seseorang yang bisa menemani hari-harinya. Otaknya mengharuskan Donghae untuk berpikir bagaimana kelanjutan kisah hidupnya kedepan.

Apakah ia harus menuruti keinginan sang ibu atau lebih memilih seorang gadis yang telah mengalihkan hatinya yang terus memikirkannya.

Hidup adalah suatu jalan pilihan, dimana kau akan menemui persimpangan dan memilih jalan mana yang akan kau lalui. Yakinlah akan jalan yang kau pilih dan kau akan menemui ujung kebahagian nantinya.

“Kita akan mengadakan pertunangan minggu depan dan  kau bisa mengenal gadis itu lebih jauh lagi. Jangan sampai kau terlambat Donghae-ah”, pesan sang ibu kepadanya.

Sang anak –Donghae- hanya bisa menatap ibunya yang telah berlalu setelah mengatakan pesan tadi, ia tak habis pikir oleh rencana ibunya.

Kota Seoul dengan segala kesibukannya, serta kemajuan teknologi yang dapat dikatakan sangat berkembang pesat bahkan sangat pesat, fashion yang tak kalah saing dengan fashion mode paris. Namun masih terselip kisah yang bisa dikatakan ‘kuno’ yang sedang menimpa pemuda tampan ini -Donghae-

Perjodohan, oh ayolah apa di Korea sana mereka juga mengenal kisah Siti Nurbaya ? Perjodohan, lucu sekali orang tua itu, apa mereka pikir dengan saling menjodohkan kehidupan anak-anak mereka dapat bahagia. Bahkan mereka harus menjalini kehidupan (kedepan) dengan bukan pilihan mereka sendiri. Meskipun banyak yang mengatakan, cinta akan tumbuh seiring dengan berjalannya waktu, tapi itu bukanlah jaminan akan  munculnya benih-benih cinta bukan.

Cinta didasari oleh ketulusan dua hati yang saling bertautan, saling menggenggam asa penuh harapan.

-When We First Meet-

Keadaan memang siapa yang bisa menduga, mereka hanya melakoni sebuah jalan cerita yang telah dibuat dan diatur oleh sang maha kuasa. Begitu pun dengan sepasang kekasih yang sangat amat serasi untuk sebagian (mungkin) orang, wanita cantik yang bersanding dengan pria tampan.

Butuh waktu yang tidak sebentar untuk memantapkan perasaan mereka masing-masing bahwa sebenarnya mereka telah jatuh cinta. Tapi sayangnya perasaan mereka tidak didukung oleh keadaan yang tidak memihak mereka.

Matahari sudah kembali keperaduan, tugasnya menghiasi langit kini sudah terambil alih oleh gelapnya sang malam. Disinilah sepasang kekasih itu kini berada, memandang hamparan sungai ditengah kota. Dihiasi lampu-lampu khas taman, duduk disalah satu kursi taman disana.

Hening menghinggapi suasana itu sekitar 3 menit, tak ada suara apalagi perkataan dari mulut mereka. Hanya hembusan anginlah yang begitu terasa, sangat terasa sampai menusuk kedalam tulang didalam tubuh.

Gadis itu menatap bingung lelaki yang begitu dicintainya, ia tak bisa menebak apa yang sebenarnya terjadi. Sedangkan sang lelaki hanya menatap tatapan yang begitu kosong, otaknya serasa terhenti tak mampu mengirimkan perintah untuk melakukan sesuatu. Ia berperang melawan perasaan dan pikirannya sendiri yang bertolak belakang. Haruskah, haruskah seperti ini.

“Yoona-ya hanya sebuah panggilan yang keluar dari mulutnya.

Yoona memandang kearah lelaki itu, “Mmm?”

“Sepertinya kita harus berpisah” Ucap Donghae dengan lirihnya, akhirnya ia mengucapkan kalimat ‘mematikan’ itu setelah diam beberapa saat.

Gadis itu terkejut dengan apa yang kekasihnya itu ucapkan, ia menatap Donghae dengan tatapan penuh tanya.

Yoona diam pikirannya entah kemana, ia tak percaya dengan apa yang diucapkan pria yang telah membuat hari-harinya menjadi lebih berwarna beberapa bulan ini.

Geundae, waeyeo ? (tapi, mengapa ?)”

“Maafkan aku Yoong, mianhae” Sungguh Donghae tak sanggup untuk mengatakan kata itu.

Menahan air matanya untuk keluar dari pelupuk matanya, namun apa daya ia hanya seorang gadis yang masih memiliki perasaan. Air mata itu tak dapat terbendung lagi oleh mata sipitnya dan jatuh melewati pipi tirusnya. Ia menyeka air matanya, kepalanya tertunduk ia tak mampu memandang pria dihadapannya.

“Katakan padaku, apa aku melakukan kesalahan padamu, apa aku menyakitimu. Aku mencintaimu, tapi mengapa kau menyuruhku untuk kita berpisah ?”

Giliran Donghae kini yang menatap gadisnya “Kita harus berpisah”, Donghae mencoba menenangkan situasi kelam saat itu. Ia menarik pelan bahu Yoona, membawanya kedalam pelukan hangat, mungkin tak kan ada lagi pelukan hangat seperti ini nantinya.

“Apakah harus seperti ini? Apakah kita harus berpisah seperti ini ?”, gadis itu seakan tak sanggup menahannya. Berpisah dari seseorang yang begitu ia cintai, apakah akan semudah itu nantinya.

Satu pelukan yang mungkin bisa mengurangi rasa kepedihan malam itu. Tetesan air mata Yoona semakin mengalir deras dibalik dada bidang sang kekasih, ia amat teramat sedih menghadapi keadaan. Sama halnya, Donghae pun seakan tak sanggup melakukan hal ini kepada kekasih yang teramat dicintainya itu.

Namun apa mau dikata, jika saja yang menyuruhnya melakukan perjodohan itu bukanlah ibu kandung yang melahirkannya kedunia ini, maka dengan amat sangat ia pasti akan menolak perjodohan ini mentah-mentah atau kalau bisa ia akan lari dari perjodohan konyol itu dan membawa gadisnya itu ikut bersamanya.

Namun sayang pemikiran itu urung ia lakukan, meskipun ia teramat mencintai Yoona namun ia juga masih memilki rasa kasih sayang terhadap ibunya sendiri. Mengorbankan salah satu diantara kedua wanita terpenting didalam hidupnya bukanlah sesuatu yang mudah.

Keduanya larut dalam keheningan,  menyisakan tangis yang hanya mampu menemani. Mengapa dunia ini seakan mempermainkan mereka. Dikala mereka tengah meregup manisnya kisah kasih, seolah dihempaskan begitu saja dengan keadaan yang memaksa mereka untuk berjalan berlawanan arah.

Mata itu kembali bertemu, sendu dibalik tatapan mereka menyimpan kepedihan yang mendalam. Bukan lagi tatapan ceria seperti saat pertama mata itu saling bertemu, melainkan mata itu seolah menyiratkan sebuah salam perpisahan.

“Kenapa kita harus seperti ini ?” Yoona membuka suaranya disela tangisannya.

Donghae diam, ia bingung harus menjawab apa. Jika kalimat perpisahan saja sudah sulit ia katakan, apalagi mengungkapkan alasan dibalik perpisahan mereka. Sungguh ia sudah tak sanggup mengatakannya pada Yoona, kepada gadis yang amat dicintainya. Tak sanggup melihat air mata itu keluar dari mata yang telah membuatnya terpesona disaat mereka pertama kali bertemu.

Langit malam terbentang, namun sayang tak ada satupun bintang bersinar menghiasi. Langit malam ini pun seakan ikut merasakan kepedihan yang mereka rasakan. Terselimuti langit malam nan kelam, udara yang seolah menghempaskan asa dan kenangan, menghembuskan cerita yang terbawa angin dan perlahan menghilang tak terasa.

Tak ada yang menginginkan perpisahan ini terjadi, namun takdir lah yang membawa mereka kedalam satu hari perpisahan ini. Dengan perlahan Donghae mengecup bibir tipis Yoona, begitu lembut penuh makna serta terlihat manis namun pahit dirasakan. Satu ciuman seolah menjadi kado perpisahan diantara keduanya, masih dengan air mata yang terus mengalir jatuh membasahi pipi.

Senyum mereka seakan memudar, kebahagian yang mereka rasakan seakan hilang membekas. Apa arti kebahagian mereka selama ini bila akhirnya mereka harus berpisah. Apa dunia ini ingin mempermainkan mereka ? Beginikah cara dunia mempermainkan mereka.

Tak terbayangkan kisah manis itu kini tiba-tiba saja berubah 180O  menjadi kisah pahit yang memilukan dan harus mereka rasakan. Senyuman manis serta canda tawa itu kini hilang, tergantikan oleh kelabu awan yang siap meneteskan air kepedihan sewaktu-waktu.

Bagaikan petir disiang bolong, kisah cinta mereka harus terhenti sampai disini. Jika ada pertemuan maka perpisahan juga pasti akan terjadi, seperti sekarang mungkin ini adalah akhir dari kisah mereka. Perpisahan yang tak diinginkan namun mereka harus hadapi.

Perpisahan adalah salah satu kata yang (mungkin) dibenci oleh setiap pasangan tak terkecuali Donghae dan Yoona. Mimpi untuk hidup bahagia lenyap sudah.

END

Bercanda kok, jeda sebentar ya, mari kita lanjut lagi ?

***

“Bagaimana, apa tuan sudah menentukan tanggal yang pas untuk pernikahan anak-anak kita ?” Wanita paruh baya itu berbicara melalui telepon selulernya, ia terlihat begitu ceria.

“Ah, saya belum bisa memastikannya. Bagaimana kalau dipertemuan nanti kita bahas saja kapan tanggal pernikahannya nyonya Lee ?” Sahut seseorang yang menjadi lawan bicaranya.

“Aku jadi tidak sabar menunggu hari itu, baiklah. Sampai jumpa tuan”

Keduanya menutup sambungan telepon masing-masing.

-When We First Meet-

Senyumnya tak lagi nampak digaris wajahnya, seolah warna hidupnya telah menghilang dari pandangan mata. Sengaja menyibukkan diri dengan pekerjaan sekedar untuk menghilangkan bayangan gadis itu dari pikirannya. Namun ternyata nihil, bayangan gadis itu terus memenuhi ruang hati dan pikirannya.

Berjam – jam ia terus membaca dan menandatangani berkas laporan perusahaan yang singgah dimeja kerjaanya, selingan menatap layar komputer mengetikkan beberapa kalimat untuk tugas kantornya. Sejenak ia menyenderkan punggungnya ke sandaran kursi berwarna hitam, menghela nafas serta memejamkan mata seolah ia sedang melepaskan semua penat dan beban pikiran yang sudah mengepul didalam dirinya.

Suara ketukkan pintu ruang kerjanya mengalihkan pikirannya.

“Masuklah”

Mata itu masih terpejam padahal seseorang kini telah memasuki ruang kerjanya dan sudah berdiri dihadapan meja kerjanya.

“Maaf presdir Lee, ini dokumen yang diberikan dari manajer Park untuk anda. Ia tak bisa menyerahkan dokumen ini langsung kepada anda karena beliau sedang menangani proyek diluar kota” seorang gadis berbicara kepada seorang pimpinan tertinggi diperusahaan itu.

Gadis mengulurkan tangannya dan meletakkan dokumen yang ia bawa diatas meja, tertera pula disebuah meja itu papan nama berukuran kecil yang bertuliskan “ Donghae Lee “ yang terbuat dari kaca dengan ukiran tulisan berwarna hitam. Gadis itu menatap dengan sendu, terburat garis kesedihan dalam mimik wajahnya.

Akhirnya kelopak mata itu terbuka, retina matanya menangkap sesosok yang kini berdiri dihadapannya, sosok Lee Donghae menatap gadis dengan sendu. Gadis itu –Im Yoona- menundukkan wajahnya manakala sang mantan kekasih yang ternyata seorang presiden dari sebuah perusahaan tempatnya bekerja.

Keduanya hanya bisa diam membiarkan kesibukan memenuhi pikiran mereka masing-masing, oh ayolah apakah kalian berdua ini bisu ? Tak bisakah kalian mengucapkan kata barang sedikit saja, katakanlah apa yang ingin kalian ucapkan. Meskipun itu amarah atau tangisan sekalipun, setidaknya kalian mengungkapkan isi hati kalian, jangan hanya diam seperti ini saja.

Beruntung situasi itu dapat dinetralkan oleh kedatangan Kyuhyun secara tiba-tiba.

“Donghae-ah, ayo kita makan si…ang” Diakhir katanya Kyuhyun terbata mengucapkannya, sepertinya ia datang disaat yang kurang tepat –mungkin-

Ia kemudian melanjutkan ucapannya “Sepertinya aku menganggu waktu kalian, aku akan kembali nanti saja”

Menyadari kedatangannya yang dinilai kurang tepat, Kyuhyun kembali ingin menarik knop pintu ruang kerja sahabatnya itu, namun terlanjur Donghae membalas perkataannya.

“Tidak perlu, bukankah kau ingin makan, ayo kita makan” Donghae dengan segera berdiri dari kursinya, membereskan sebentar dokumen yang terlihat sedikit berantakan. Sikap dinginnya terhadap Yoona membuat Kyuhyun bingung dibuatnya. Yoona yang sadar akan situasi tersebut pun segera beranjak.

“Kalau begitu, saya permisi presdir” Yoona membungkukkan badannya kepada Donghae dan Kyuhyun kemudian ia pergi meninggalkan ruang kerja yang mungkin terasa ‘mencekam’ itu.

Kyuhyun menatap kepergian Yoona dan beralih kepada Donghae yang sedang memakai jas kebanggaannya itu, “Kalian berdua terlihat aneh, apa terjadi sesuatu ?” tanya Kyuhyun.

“Ayo kita makan, aku sudah lapar” Donghae tersenyum kecut lalu segera menuju pintu, meninggalkan Kyuhyun yang masih dibuat bingung, Donghae sama sekali tak menghiraukan pertanyaan sahabatnya itu.

Diam seolah tak mendengar pertanyaan itu adalah satu-satunya jalan agar masalah ini tak semakin lebih lanjut untuk dibahas. Terlalu menyakitkan untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

Keduanya tak dapat memungkiri jika perasaan mereka merasa ada yang hilang, kehilangan cinta yang sempat mereka teguk. 

-When We First Meet-

Satu gelas cappucino tersedia diatas sebuah meja kayu, tatapannya mengarah pada sebuah jendela kaca besar. Sesekali ia melihat jam tangan yang ia kenakan disebelah kiri tangannya, lalu beralih menatap pintu yang didesaign minimalis. Berharap seseorang muncul dibalik pintu tersebut, sepertinya ia sedang menunggu seseorang saat ini.

Hampir 10 menit ia duduk sendiri di cafe itu, masih di cafe yang sama seperti saat itu. Saat Donghae sudah kembali kekantornya ia justru kembali mendatangi cafe itu lagi. Kini Cappucinonya telah tersisa setengah digelas berwarna putih. Mungkin 3 kali teguk lagi, isinya akan benar-benar habis.

“Huh, mengapa gadis itu lama sekali. Jika dalam 5 menit ia tak muncul maka jangan salahkan aku akan pergi dari sini”

Wajahnya sudah terlihat kesal, menunggu dan menunggu adalah pekerjaannya saat ini. Hal paling membosankan yang tercipta didunia ini.

Namun hal itu tak terjadi manakala sang gadis yang sudah lama ia tunggu hadir dan menghampirinya saat ini. Langsung mendudukkan dirinya bersebrangan dengan bangku yang Kyuhyun tempati saat ini.

“Seharusnya kau minta maaf karena sudah datang terlambat” Kata sambutan dari Kyuhyun untuk gadis dihadapannya ini.

Seohyun, gadis itu menatap Kyuhyun “Kau tahu, jadwal ku itu sangat sibuk”

Kyuhyun meneguk lagi cappucinonya, “Alasan saja”

Lalu ia mengambil paper bag yang ia letakkan sebelumnya disamping meja, ia serahkan paper bag itu kapada Seohyun.

“Ini, aku sudah membersihkannya. Apa kau puas sekarang nona Seo ?” Kyuhyun menatap Seohyun dengan tatapan menyindir, bisa-bisanya ia dikerjai oleh gadis ini.

“Hal inikan memang seharusnya kau lakukan, ini adalah bentuk pertanggung jawaban atas apa yang sudah kau lakukan padaku saat itu tuan Cho” Seohyun tak kalah membalas perkataan Kyuhyun.

Tak ada yang ingin mengalah dalam adu mulut siang itu, keduanya hanya bisa membalas perkataan yang dilontarkan oleh kedua mulut masing-masing. Bermanuver oleh perkataan-perkataan yang bisa membuat kuping siapapun panas jika mendengarnya.

“Baiklah kalau begitu” Ucap Seohyun saat ingin pergi.

“Tunggu sebentar Seohyun-ssi, ada yang ingin aku bicarakan dengan mu”

Kini ucapan Kyuhyun terdengar sedikit serius, apa akan ada pembicaraan penting diantara keduanya.

“Aku ingin menanyakan sesuatu padamu”

“Mengenai apa ?” Seohyun kembali meletakkan paper bag yang diberikan oleh Kyuhyun. Sebuah paper bag yang berisikan pakaian yang saat itu Seohyun suruh untuk mencucinya, ternyata benar-benar dilakukan oleh Kyuhyun.

“Apa kau mengetahui sesuatu yang sedang terjadi antara kakakmu dengan Donghae ?” Kyuhyun bertanya hati-hati, ia takut Seohyun akan salah paham dengan pertanyaannya. Kyuhyun sebenarnya tak ingin terlalu mencampuri urusan sahabatnya itu, namun ‘mencium’ sesuatu yang tak beres antara Yoona dan Donghae membuat Kyuhyun ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

Untung saja otak seorang Cho Kyuhyun bisa berpikir cepat, setelah kejadian dikantor dan megajak Donghae makan siang tadi, ia langsung berpikir untuk mencari tahu kepada adiknya Yoona ini. Mungkin saja ia bisa mendapatkan sedikit sesuatu informasi dari Seohyun, kemungkinan Yoona telah bercerita sesuatu kepada Seohyun. Itulah yang Kyuhyun pikirkan.

“Memangnya ada apa dengan mereka ?” Sepertinya pemikiran Kyuhyun sedikit melenceng, justru Seohyun kini bertanya kepada dirinya.

“Apa kakakmu tidak menceritakan sesuatu padamu tentang hubungannya dengan Donghae ? Sepertinya mereka sedang terjadi sesuatu”

Seohyun diam, ia memutar kembali ingatannya saat ia menemukan kakaknya bermuram dirumah. Beberapa kali kakaknya terlihat melamun dirumah, seolah sedang memikirkan dan memendam sesuatu.

Eonni memang terlihat sedikit murung akhir-akhir ini, ia juga sering menyendiri dikamarnya. Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi aku dapat merasakan jika eonni sedang mengalami kesedihan saat ini”

“Lalu ?” Bagaikan seorang detektif, Kyuhyun terus mengorek informasi yang bisa ia dapatkan dari Seohyun.

“Entahlah, eonni jarang bercerita jika ia sedang ada masalah. Ia lebih senang menyimpannya sendiri dan tak ingin orang yang ada disampingnya juga ikut merasakan kesedihan yang ia rasakan” Ungkap Seohyun kepada Kyuhyun.

Banyak dugaan yang melintas dipikiran Kyuhyun mengenai Donghae dan Yoona. Terkaan itu masih semu dipikirannya.

“Semoga saja dugaanku ini salah”

“Maksud mu ?” Seohyun bertanya

“Ah tidak, semoga saja mereka dalam hubungan yang baik-baik saja” Kyuhyun tersenyum, senyum hambar karena tak ingin memberitahukan dugaan apa yang ia pikirkan kepada Seohyun.

“Aku pun berharap begitu, karena semenjak ibu kami meninggal eonni tak pernah seperti yang sekarang ini. Sejak mengenal Donghae oppa, eonni selalu terlihat ceria dan selalu tersenyum bahagia, aku ingin dia sepert itu selamanya. Aku hanya ingin eonni bahagia, karena aku sangat menyayangi eonni, setelah ibu tiada eonni lah pengganti ibu untukku. Aku harap Donghae oppa bisa membahagiakan eonni

Mengucapkan kalimat panjang itu, mata Seohyun tak terelakkan oleh genangan air mata. Ia teringat dengan masa-masa tersulit yang pernah Yoona dan Seohyun lalui semenjak ibu mereka meninggal. Ditinggal selamanya oleh salah satu orang terkasih.

Ikatan darah yang tak akan pernah putus dan terus mengalir didalam diri mereka, jadi pantas saja perasaan itu begitu pilu saat menceritakan orang terkasih yang telah pergi untuk selama-lamanya. Harapan Seohyun hanya ingin melihat kakaknya itu dapat hidup bahagia.

“Ah maaf Kyuhyun-ssi, sepertinya aku terlalu terbawa emosi” Seohyun menyeka air matanya yang kini sudah jatuh.

Kyuhyun mengulurkan sebuah sapu tangan yang ia simpan disaku jasnya, ia berikan kepada Seohyun. Berharap sapu tangannya dapat menghilangkan kesedihan yang saat ini Seohyun rasakan.

“Terima kasih”

‘Sepertinya gadis ini tak seperti apa yang aku pikirkan sebelumnya, sepertinya ia mempunyai hati yang lembut. Apa selama ini aku berpikiran salah terhadapnya’ Pikir Kyuhyun dalam hati

Keadaan mulai membaik, tak lagi adu mulut yang terucap.Melainkan perlakuan lembut yang saling mereka berikan. Entahlah sikap Seohyun saat ini merubah pandang apa yang sebelumnya Kyuhyun pikirkan terhadap gadis itu. Sikapnya berbeda dari pertemuan mereka sebelumnya, gadis ini menunjukkan sisi kelembutan dalam dirinya.

Jika ada pepatah yang mengatakan ‘tak kenal maka tak sayang’ maka itu benar adanya. Jangan dahulu berpikir tentang seseorang sebelum kita mengenalnya lebih jauh lagi.

-When We First Meet-

Matahari dan bintang silih berganti menghiasi langit, selama 24 jam mereka berbagi tugas menjaga alam semesta. Memancarkan cahayanya kala pagi dan siang ditemani awan-awan putih serta memberikan ketenangan malam dengan kejora bintang yang saling bertabur.

Hari itu kini telah tiba, hari dimana seolah Donghae ingin tak menampakkan dirinya dimuka bumi, ingin sekali dirinya hilang dari pandangan. Meskipun ibunya sudah berpesan sebelumnya, namun tetap saja ia masih menyibukkan dirinya diruang kantor itu.

Disalah satu restauran mewah yang terletak didistrict Dongdaemun, kedua keluarga itu sudah tak sabar lagi menghabiskan malam yang tersisa. Tampak dua orang paruh baya itu mengobrol dengan santai saling bersenda gurau bercerita satu sama lain.

Sebuah meja yang tidak terlalu besar tersedia berbagai hidangan mewah. Baiklah, kedua keluarga itu memang bisa dikatakan bukan orang biasa-biasa saja, maka jangan heran jika hidangan yang disajikan pun makanan kelas atas semua. Begitu menggiurkan menggugah selera.

Selang beberapa menit, akhirnya sosok yang dinantikan pun tiba, ya Lee Donghae nyatanya terlambat menghadiri pertemuan itu. Ternyata ia tak mendengarkan apa kata ibunya untuk tak datang terlambat. Ia hanya sempat mengganti pakaian dikantor dengan salinan yang sengaja ia bawa dari rumah, bermaksud untuk menyingkat waktu tapi ternyata keterlambatan memang tak terelakkan untuk seseorang yang sibuk sepeti Donghae ini.

Donghae terlihat tak begitu menikmati suasana pertemuan yang sengaja diadakan untuk membahas pernikahannya itu. Ia lebih banyak diam dan hanya sesekali menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh sang calon mertua nantinya. Senyumnya yang indah pun tak nampak malam ini.

Ia pun ingin segera cepat menyelesaikan pertemuan yang sudah membosankan ini, namun sang calon istrinya masih belum menampakkan wujudnya. Apakah ia juga menolak perjodohan ini sama halnya dengan dirinya, baguslah setidaknya yang menolak perjodohan bukan hanya dirinya seorang.

“Donghae-ssi, apa kau sudah tidak sabar ingin melihat anakku ? Kulihat sedari tadi kau nampak gelisah. Ah, jika kau sudah melihat anakku kau pasti akan terpesona” Ucap pria itu kepada Donghae, ia begitu percaya diri membanggakan putrinya itu.

‘Hanya Yoona seorang yang selalu membuatku terpesona, tak ada yang lain’ Batin Donghae membalas perkataan pria berusia hampir senja itu.

Seorang gadis berjalan sangat anggun dengan balutan gaun berwarna putih, dengan sedikit polesan diwajahnya yang menampakkan wajah cantiknya bagaikan seorang dewi yang turun dari langit. Ditemani oleh bibinya ia berjalan menyusuri restauran mewah, menghampiri keluarganya.

Donghae dan gadis itu masih tertunduk, sepertinya mereka sama-sama malas untuk menghadiri acara ini. Keduanya seperti sibuk dengan pikiran masing-masing. Gadis itu menggenggam kedua tangannya kedepan, memberikan salam hormat kepada calon keluarga barunya kelak. Sedangkan Donghae, yah ia hanya bisa menatap piring kosong yang tergeletak diatas meja.

“Lihatlah Donghae-ya, calon istri mu ini sungguh sangat cantik” Ibu Donghae berkata, menyentuh pundak sang anak menyuruhnya agar melihat calon istrinya yang begitu cantik.

Akhirnya kedua pasang mata indah mereka saling bertemu, seolah bumi ini berhenti berotasi menghentikkan segala macam benyuk aktivitasnya, kehidupan seolah terhenti begitu saja. Keduanya tak berhenti untuk saling memandang, apa mereka saling terpesona ? Sampai mengedip pun tak sanggup mereka lakukan, meskipun mustahil itu terjadi tapi kenyataannya memang seperti itu saat ini.

“Apa kalian sudah saling mengenal ?” tanya nyonya Lee kepada dua orang itu, wanita itu secara bergantian melihat kearah Donghae dan gadis cantik dihadapannya.

Im Yoona dan Lee Donghae, keduanya saling menatap penuh arti. Ah tidak-tidak, apakah mungkin ini hanya halusinasi saja, sebegitu kuatkah cinta diantara Donghae dan Yoona sampai-sampai bayangan itu membiaskan mata mereka. Menganggap orang tercinta mereka sekarang ada dihadapan mereka saat ini, katakan jika ini bukan hanya sekedar fatamorgana belaka.

Bisakah dunia ini mengatakan pada keduanya yang saling berpandang itu ini adalah kenyataan sesungguhnya. Seketika keduanya tersadar, ya mereka tersadar jika memang inilah adanya. Mereka saling berhadapan, kembali saling memandang. Pandangan penuh keyakinan bahwa apa yang mereka lihat ini adalah benar adanya.

Sampai senyum itu hadir diantara bibir keduanya, meluapkan perasaan lega. Hampir saja air mata itu jatuh dari pelupuk mata, namun sayang pertemuan ini tak pantas untuk air mata dihadirkan. Seketika wajah yang awalnya enggan untuk mengikuti keadaan, berubah menjadi senyum keindahan.

Im Yoona dan Lee Donghae, bagaimanapun juga mereka akhirnya dipertemukan juga oleh takdir yang Tuhan ciptakan. Kehidupan ini memang sulit untuk ditebak, ikutilah arus yang ada sampai kau akan menemui ujung muaranya. Ternyata takdir kebersamaan masih memihak kepada mereka.

Flashback

Beberapa hari setelah perpisahannya dengan Donghae, Yoona sering terlihat melamun,memandangi bulan yang melengkuk membuat garis senyum. Seolah bulan sedang tersenyum kepadanya. Semenjak perpisahaannya dengan Donghae, tempat ini menjadi tempat kesukaannya, tempat yang dapat menenangkan pikirannya, mencoba melupakan kenangan indah itu secara perlahan dan menghapusnya sedikit demi sedikit.

Terlihat seorang  lelaki paruh baya sedang menikmati semilirnya hembusan angin malam. Disebuah taman kecil yang berada dalam area rumah sederhana namun terkesan mewah, ditemani dengan segelas coffee yang hangat dan seorang gadis berparas cantik. Kecantikannya selalu terpancar meskipun ditengah gelapnya suasana langit malam.

“Yoona, ada yag ingin appa bicarakan, appa mohon kau mau menuruti keinginan appa ini Yoong,”

Yoona menatap ayahnya “Apa yang ingin ayah katakan ?”

“Appa telah memikirkan ini dengan baik-baik dan cukup lama, appa ingin kau segera menikah Yoong, appa ingin ada seseorang yang dapat selalu menjagamu dan appa rasa pria ini dapat membuat mu bahagia Yoong”

“Tapi appa kenapa ini mendadak sekali,” Yoona terkejut, ia memandang wajah ayahnya meminta penjelasan

“Terimalah ini nak, hanya ini keinginan appa, dapat melihatmu bahagia, appa tak ingin kau selalu sedih, appa ingin melihat selalu senyum diwajuhmu ini”, Tuan Im menggenggam tangan anaknya tulus,

Yoona terlihat berpikir sejenak, pancaran indah wajahnya berubah menjadi sendu kebimbangan, sekilas ia teringat dengan Donghae. Pria yang entah mengapa terus hadir dalam pikirannya meskipun ia sudah mencoba untuk menghapusnya dalam pikirannya. Ingin rasanya yoona menolak akan keputusan ayahnya, namun apa daya ia terlalu menyayangi ayahnya sehingga ia tak tega untuk menolaknya.

“Aku akan mengikuti kemauan appa, aku akan menerima perjodohan itu”, Yoona tersenyum kepada ayahnya, senyum pahit namun dapat ia tutupi demi ayah tercintanya.

Apapun dapat dilakukan demi orang terkasih, meskipun itu terasa menyakitkan sekalipun

-Fin-

Prolog:

Gaun putih dengan hiasan brokat dibagian dada itu terjuntai kelantai, sepatu dengan hiasan permata menyusuri dikarpet merah yang membentang. Genggaman bunga masih setia ditangan kirinya, sedangkan tangan kanannya ia gunakan untuk mengapit lengan sang ayah.

Rambut panjangnya tergerai indah, mahkota kecil bertahtakan berlian menghiasi diatas kepalanya.  Berjalan dengan anggun bak seorang putri dinegeri dongeng, semua arah pandangan mata tertuju padanya. Dua orang anak kecil menaburkan kelopak-kelopak bunga tempat sang calon pengantin berjalan. Didalam keranjang rotan yang mereka bawa kelopak-kelopak bunga itu berada.

Langkah kakinya terhenti saat pandangan itu bertemu, kini genggaman tangannya tergantikan, diambil alih oleh seorang lelaki tampan. Dibalut oleh jas putih ia tampak gagah  menggenggam dengan eratnya sang mempelai wanita. Saling berhadapan dihadapan seorang pastur berusia paruh baya, mengucapkan janji setia seumur hidup dihadapan para saksi mata tamu yang datang.

Janji suci telah terikrarkan, terucap dari kedua bibir mereka. Senyuman  manis memenuhi sebagian isi gereja bernuansa peach yang telah dihias oleh bunga-bunga.  Dihadapan Tuhan dan disaksikan oleh para malaikat, mereka berjanji akan selalu bersama sampai sang maut memisahkan, saling mencintai apapun yang akan terjadi nantinya.

Keduanya kini berjalan beriringan bersama, kaki mereka melangkah menapaki satu jalan kehidupan yang siap mereka hadapi. Masa depan akan mereka jalani bersama diatas jalan ketulusan cinta, menyongsong dunia bersama selamanya.

Sebuah mobil sedan berwarna putih yang telah dihiasi bunga disisi mobil itu, siap menghantarkan mereka membelah sepanjang jalan hari ini. Senyum merekah selalu menghiasi wajah mereka sampai keduanya masuk kedalam mobil itu. Meninggalkan para tamu undangan yang sudah melambaikan tangannya sebagai salam perpisahan. Diiringi oleh doa mobil itu perlahan pun mulai meninggalkan halaman gereja.

“Mereka terlihat sangat bahagia sekali bukan ?” Sahut seseorang disana yang melihat mobil itu sudah menghilang dari pandangan mata.

Seseorang lain yang dianggapnya sebagai lawan bicaranya pun juga ikut memandang objek yang sama. “Iya, harapan mu terwujud. Yoona akan bahagia selalu bersama Donghae”

“Dirumah pasti akan terasa sepi. Hanya akan ada aku dan ayah saja nantinya”

“Ingin ikut dengan ku ?” Ajaknya kini, mereka saling menatap.

“Kemana ?”

“Menghilangkan kekecewaan mu”

“Sepertinya kau harus selalu ada disampingku Kyuhyun-ssi, agar aku tak merasa kesepian”

“Jika itu maumu, akan kulakukan nona Seo”

Keduanya juga tak kalah memamerkan senyum kebahagian sama seperti pengantin tadi. Mereka –Seohyun dan Kyuhyun- berdiam diri sebelum akhirnya mereka juga meninggalkan gereja, pergi kesuatu tempat disalah satu sudut bumi.

-When We First Met-

Musim semi, menjadi musim yang paling indah untuk mereka lalui bersama. Meninggalkan dinginnya salju dan siapuntuk  menghantarkan setiap kehangatan.

“Jadi kau jatuh cinta padaku pada pandangan pertama ?”

“Mmm, kau tahu melihat mu saat itu bagaikan melihat bidadari jatuh yang seperti Tuhan berikan hanya untukku”

Dalam dekapan hangat, keduanya menghabiskan malam yang indah dibawah sinar bintang dan rembulan yang bersinar terang. Saling mendekap penuh cinta, menyalurkan setiap nadi ketulusan dan penuh kasih sayang.

Yoona bergitu tersipu malu mendengar kata manis yang Donghae ucapkan. Beribu-ribu kata manis selalu ia ucapkan untuk sesorang yang akan selalu menemani hidupnya kelak.

“Mengapa saat malam itu kau tak memberitahuku kalau kau akan dijodohkan ?” Yoona bertanya, masih dalam dekapan sosok seorang Lee Donghae.

“Ada kalanya sesuatu yang terasa pahit tak perlu diceritakan, agar pahit itu tak semakin menjalar menghinggapi hati yang sudah terlanjur manis”

“Apa maksudnya, mengapa bahasamu ini rumit sekali ?” Yoona menatap Donghae lekat, prianya ini gemar sekali mengucapkan kalimat-kalimat yang dirinya sedikit  kurang mengerti. Jika sudah seperti ini, maka hanya jawaban seperti inilah yang akan Donghae katakan.

“Sudahlah, kau memang tidak akan mengerti nyonya Lee” Senang sekali rasanya Donghae bisa meledek sang istri yang saat ini sedang memasang wajah kecewanya.

“Baiklah, ayo kita tidur, bukankah besok pagi kita harus kembali ke Seoul”

Perdebatan kecil itu berhenti saat Donghae mengajak Yoona untuk menyelam bersama kealam mimpi. Yoona mengangguk mengikuti apa yang suaminya itu katakan. Merapatkan selimut tebal serta saling mendekap membuat kehangatan itu begitu terasa. Musim semi begitu hangat terasa oleh cinta mereka.

“Aku mencintai mu” kecup Yoona dipipi Donghae.

Donghae pun segera membalas “Saat pertama dan untuk selamanya, aku juga mencintaimu”

Satu ciuman lembut yang Donghae berikan tepat dikening indah Yoona, selalu dikening sang wanita inilah setiap malamnya ia berikan kecupan kasih sayangnya.

Kecupan dibawah taburan bintang yang menjadi saksi bisu cinta mereka itu mengakhiri kisah manis mereka malam ini, siap menyongsong hari baru esok pagi.

Kebahagian diawali dengan pertemuan yang tak terduga dan tidak selamanya perpisahan berakhir dengan derai air mata.

Tuhan selalu mempunyai rencana indah yang manusia tidak ketahui, percayalah dibalik gelapnya tangisan yang berurai akan ada secercah senyuman yang akan menyambut engkau.

-Final End-

Saya mau sedikit ralat dibagian ceritanya, saat Donghae diputuskan untuk melakukan perjodohan, dia dan Yoona itu sudah menjalin hubungan selama beberapa bulan. Jadi, bukan saat mereka memutuskan untuk menjalin hubungan langsung Donghae dijodohkan. Semoga mengerti ya ? ^_^

Bagaimana ceritanya, apakah memuaskan? Sudah panjang kan ceritanya, membosankan ? Ya, beginilah adanya. Maaf ya kalau tak sesuai dengan ekspektasi kalian, ya imajinasi saya hanya sebatas ini saja. Mood naik-turun kalau ngerjain cerita ini, tapi baca setiap comment kalian selalu semangat buat bikin cerita ini. Terima kasih ya yg sufah menyempatkan comment dipart sebelumnya, dan terima kasih pula sudah meluangkan waktunya untuk membaca cerita ini. Luapkan apa yang ingin kalian katakan dikolom ‘Comment’ oke ..

See U next in the other story

62 thoughts on “When We First Meet [Part 3 – END]

  1. Aku udah nebak pasti mereka dijodohin keke~ 😀
    Ffnya bagus kok thor…
    Buat ff YH lainnya yaa…
    Keep Writing!!

  2. wah happyend…syukur donghae dijodohin ma yoona…keren thor
    ditunggu ff yh lainnya…jangan lama lama thor..
    xixi

  3. good job Author.
    thank you uda di post ff nya.
    Yg penting happy endinglah YoonHae ku tersayang.
    ditunggu cerita yg lain nya
    kalo boleh jg buat sequel nya
    hehehe ngarep

  4. (Y) 충분하다
    Engga nyesel bacanyaa .. Ceritanya jugaa seimbang antra yoonhae seokyun ..

    감사합니다

  5. Happy ending…..kirain td dh end sad lg…..hampr trjebak thor…
    Bguzzzzzzzzzzzz tp alurnya sdkt berantakan mianhae thor
    q tunggu ff laennya Hwaithing!!!!!!!!

  6. walau ceritanya udah pasaran… ya tentu authornya sendiri pasti tau lah yg di jodohkan & bs nebak happy ending… hhehe…
    tapi… ありがと、 for FF nya… kkkk….
    sekalian buat ngisi2 waktu baca2 sesuatu… kkkk

  7. syukurlah ternyta yg dijodohkan dgn donghae itu yoona,,
    happy ending dehhh!!
    bwat ff yoonhaeyg bnyk yah thor!!

  8. menurutku ini panjang banged o.O epepnya
    jdi puaslah bacanya .. Hehehe
    ah uda aku tebak duluan kalo yg dijodohkan sama eomma hae itu pasti yoona ..
    Hihihi
    narasi critanya keren author ..
    Ditunggu ff yoonhae yg baru ..

  9. Kirain yang dijodohin sama donghae bukan yoona tapi ternyata yoona sendiri yang dijodohin sama donghae…
    Keep writing author 🙂

  10. DAEBAK…. keren bgt thor…. d’prtengahan sdkt kget krna dah end ehh trnyta reader d’kerjain thor… finally happy ever after dehh… d’tggu ff yh lain’a thor….

    YH IS REAL 😀

  11. wahhhh,keren thorrrr
    Tadi sempet mau marah sama author gegara jeda tadi,tapi waktu liat endingnya seneng lagi,hehehe
    Bikin ff yoonhae lagi thor

  12. Aq kira sad ending tadi,ternyata masih ada kelanjutannya…

    Yeay berakhir dg happy ending,ternyata yoona juga dijodohkan juga,dan orang yang dijodohkan itu ternyata donghae oppa 😀

    ditunggu ff yang lainnya…

  13. aq pkir nie kan sad end kRn paz donghae mUtuzn yoona Lngzng end t’nyta author nie cma ngrjain pra raeder ya…!? ff’y bGuz ko..!? aq snNg t’nyta yG d jdohn ma donghae adLh yoona…!? dtnggu ff yh Laen’y 😉

  14. Kirain td end beneran –” hehe alhamdulillah krena mreka yg d jodohkan hoho..seneng pke bnget ><

  15. Huaaaaaa.
    Daebak \(^0^)/ ffnya.
    Happyend. Yee #jingkrak”barengbada

    ditunggu ff YH lainnya.
    Keep writing and fighting

  16. Huaaaaaa.
    Daebak \(^0^)/ ffnya.
    Happyend. Yee #jingkrak”barengbada

    ditunggu ff YH lainnya.
    Keep writing and fighting.

  17. Aku sempet bingung deh yg pas haeppa nunggu di cafe, terus dia blg dlm waktu 5 menit…. Eh disitu langsung ke part kyu sm seo. Ga ada jedanya gitu. Overall ff nya keren (y) 😀

  18. aa..
    Ternyata donghae dijodohkan sm yoona..
    Kupikir sm cewek lain.. 😀
    klo donghae dijodohkan sm cewek lain brarti ffnya gk jd 3shoot donkk
    xixixi.. 😀
    ditunggu ff YH&SK lainnya ^^

  19. FFnya daebak!! Tapi.. aku pingin seokyunya T,T oh ya pas pernikahan yoonhae itu seokyunya pacaran atau gimana??? Penasaran.. Bikin Sequel Dong…. T.T

Leave a reply to Lin Cancel reply